STARNEWSID COM, JAKARTA — Hari ini Senin 11 April 2022, suasana kota-kota besar di Indonesia atmosfirnya akan lain tidak seperti biasa. Karena akan ada demo besar-besaran yang digelar mahasiswa dari BEM SI dan beberapa elemen masyarakat bakal melakukan aksi serentak dibeberapa kota besar di Indonesia.
Sebuah pesan beredar di sejumlah grup WhatsApp sejak pagi hingga malam tadi, Minggu, (10/4) beredar luas.
Isi pesan tersebut berupa skenario demo 11 April.
Dalam pesan yang beredar disebutkan aksi 11 April 2022 akan dilakukan oleh Aliansi BEM seluruh Indonesia dengan tajuk “Tagih Istana Negara”.
“Aksi nasional ini dihadiri oleh 47 kampus antara lain UNJ, UNHAS, PNJ, IT-PLN, STIE SEBI, STIEDAMA, STIS Al Wafa, IAI Tazkia, AKA Bogor, UNRI, UNAND, UNRAM, PPNP, UNDIP, UNS, UNY, UNSOED, SSG, STIEPER. UNMUL serta 27 BEM PTM Indonesia,” bunyi pesan yang beredar itu.
Pada pesan itu tertulis di bagian atas ‘info dari timsus BAIS”.
Diperkirakan massa yang hadir dalam aksi besok berjumlah 1.500 hingga 2.000 orang dan terpusat di Istana Negara.
Aksi serentak juga dikabarkan dilaksanakan di kota-kota besar seperti Makassar, Solo, Surabaya, Medan, Semarang, Bandung, Bogor, dan Palembang.
Massa disebut berkumpul pada pukul 13.00 WIB dengan alternatif titik kumpul Perpustakaan Nasional atau Sarinah.
Sekitar pukul 14.00 WIB, massa aksi melakukan long march dari lokasi titik kumpul menuju Patung Kuda dan melaksanakan salat asar di jalan.
Massa akan memulai orasi pada pukul 15.30 WIB dan sekitar pukul 16.00, korlap dan perwakilan setiap kampus bernegosiasi dengan pihak kepolisian, meminta diberi jalan menuju Istana.
Saat negosiasi berlangsung, perwakilan tiap kampus tetap berorasi.
Dalam skenario itu juga dituliskan sekitar pukul 17.00 WIB akan ada potensi kerusuhan jika tidak diperbolehkan menuju Istana dan massa akan bertahan hingga buka puasa bersama.
Sekitar pukul 18.30 WIB, massa akan memberikan pernyataan sikap atas perkembangan respons Istana atas tuntutan aksi 28 Maret 2022.
Potensi kerusuhan juga diperkirakan akan terjadi sekitar pukul 19.30 WIB jika massa dipaksa untuk membubarkan diri.
Tak hanya itu, dalam pesan berantai itu juga disebutkan sejumlah nama tokoh sebagai mentor atau kontributor aksi:
Terpisah, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin membantah dirinya menjadi mentor isu politik aksi tersebut.
“Saya menegaskan bahwa saya tidak terkait, tidak ada komunikasi, dan tidak pernah ada interaksi dengan rencana aksi tersebut. Saya pastikan nama saya dicatut,” kata Ujang Komarudin, Minggu (10/4).
Dia menegaskan dalam situasi politik saat ini, dirinya tidak pernah berpihak pada siapa pun.
“Sikap saya yang kritis dalam menyikapi persoalan-persoalan bangsa, karena menjadi tanggung jawab intelektual sebagai akademisi,” pungkas Ujang.
Di sisi lain, Koordinator Media Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Lutfi Yufrizal menyebutkan massa demo 11 April memindahkan lokasi unjuk rasa ke depan DPR RI.
“Iya betul sekali. Kami ke DPR,” kata Lutfi saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (10/4) malam.
Dia memyebutkan hal itu dilakukan lantaran ingin memastikan konstitusi yang ada berjalan dan mengawal undang-undang.
“Maka dari itu kami akan mengawal UU dan memastikan DPR RI melaksanakan konstitusi dengan baik sesuai dengan yang sudah ada,” pungkas Lutfi. (sumber: jpnn/met).