Promosi Jabatan Jadi Direktur Bina OP, Ini Daftar Pencapaian Adenan Selama 18 Bulan Pimpin BBWSPJ

SINERGITAS--- Mantan Kepala BBWS-Pompengan Jeneberang, Adenan Rasyid,ST,MT (kanan) yang kini naik kelas menjabat Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Ditjen SDA Kementerian PUPR bersama Direktur Sekolah Sungai Sulsel, Kahar Mudji di Posko Induk Bendungan Bili-Bili, Gowa beberapa waktu lalu.(Foto : Ist)
SINERGITAS--- Mantan Kepala BBWS-Pompengan Jeneberang, Adenan Rasyid,ST,MT (kanan) yang kini naik kelas menjabat Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Ditjen SDA Kementerian PUPR bersama Direktur Sekolah Sungai Sulsel, Kahar Mudji di Posko Induk Bendungan Bili-Bili, Gowa beberapa waktu lalu.(Foto : Ist)

STARNEWSID, MAKASSAR – Pergeseran jabatan terjadi di jajaran Kementerian PUPR RI. Salah satu jabatan yang berganti Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ).

Adenan Rasyid yang kurang lebih 18 bulan menjabat Kepala BBWS-Pompengan Jeneberang diganti oleh pejabat baru, Djaya Soekarno.

Adenan sendiri mendapat promosi jabatan. Pria berdarah Palembang, Sumatera Selatan ini naik kelas menjabat Direktur Bina Operasi Pemeliharaan (OP) pada Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR RI di Jakarta.

Bacaan Lainnya

Sebelum promosi jabatan, Adenan tercatat 18 bulan menjabat Kepala BBWS-PJ. Selama 18 bulan bertugas di Sulsel, kinerja BBWSPJ di bawah kendali Adenan Rasyid dinilai cukup baik.

Tercatat, dalam kurun waktu 1 tahun 6 bulan Adenan memimpin BBWSPJ, 4 infrastruktur Sumber Daya Air (SDA) di Sulsel berhasil dirampungkan.

Meliputi 2 bendungan besar, 1 bendung serta 1 kolam regulasi.

2 bendungan besar tersebut yakni Bendungan Passeloreng di Kabupaten Wajo dan Bendungan Karalloe di Kabupaten Gowa.

Sementara 1 bendung yaitu bendung Gilireng di Wajo. Sedangkan 1 kolam Regulasi yakni Waduk Nipa-Nipa di Kota Makassar.

Tak tanggung-tanggung, proses peresmian 4 infrastruktur SDA tersebut menghadirkan langsung Presiden RI, Joko Widodo.

Keberadaan 4 infrastruktur SDA ini tentu saja memberi multi manfaat bagi sektor pembangunan di Sulsel.

Bendungan Passeloreng contohnya. Bendungan yang diresmikan Presiden Jokowi pada 9 September 2021 difungsikan sebagai pusat pengairan untuk mengairi daerah irigasi (DI) seluas lebih dari 8.500 hektare lahan pertanian di Kabupaten Wajo.

Selain itu, waduk ini juga bermanfaat sebagai pengendali banjir, penyedia baku sebesar 145 liter/detik, dan pembangkit tenaga listrik sebesar 2,5 MW.

Begitu pun dengan Bendungan Karalloe.
Keberadaan Bendungan yang terletak di Kecamatan Tompobulu dan Kecamatan Biringbulu, Gowa ini dapat meningkatkan jumlah tampungan air di Provinsi Sulawesi Selatan.

Bendungan Karalloe yang diresmikan Jokowi pada tanggal 23 November 2021 lalu ini berfungsi menjaga kontinuitas suplai air irigasi ke lahan pertanian.

Dengan luas genangan 248,50 hektar (ha), suplai air bendungan ini akan digunakan untuk mengairi lahan irigasi seluas 7.004 ha di Kabupaten Jeneponto, sumber air baku 0,40 m3/detik, pembangkit listrik 4,5 MW, dan pengendali banjir untuk Kabupaten Gowa sebesar 49 m3/detik.

Selain berfungsi sebagai konservasi air, Bendungan Karalloe juga memiliki potensi sebagai destinasi pariwisata. Sebab, disekelilingnya terdapat hutan sehingga udaranya masih sejuk dan bersih.

Direktur Sekolah Sungai Sulsel, Kaharuddin Mudji mengapresiasi pencapaian Adenan Rasyid selama menjabat Kepala BBWS Pompengan Jeneberang.

Menurut Kahar Mudji, karakter kepemimpinan Adenan yang agresif bergerak membawa dampak positif terhadap pengelolaan SDA di Sulsel.

Progress pengendalian banjir semakin baik. Ini karena ditunjang kepiawaian Adenan dalam mengoptimalkan koordinasi.

Adenan mampu membangun sinergitas yang baik kepada semua stake holder. Terutama kepala daerah, seperti wali kota dan bupati. Maupun kepada mitra kerja lainnya.

“Pak Adenan (Rasyid,red) itu sosok pemimpin yang sederhana tapi tegas, bersahabat dan penuh tanggung jawab,” ucap Daeng Mudji sapaan akrab Kaharuddin Mudji, Rabu (5/1/2021).

Aktivis LSM dengan ciri khas rambut gondrongnya ini menyebut, Adenan sosok yang low profile.

Gampang akrab dengan siapa pun. Dalam mengambil keputusan, Adenan tidak serta-merta. Akan tetapi selalu didiskusikan.

“Sebelum mengambil keputusan, beliau selalu mendiskusikan dengan bawahannya, bahkan berdiskusi dengan kolega atau mitra kerjanya,” lanjutnya.

Adenan sendiri berharap, pencapaian positif BBWS-Pompengan Jeneberang bisa dipertahankan dan ditingkatkan lagi.

“Semoga pengelolaan SDA di 4 WS ke depan lebih baik lagi. Dan In sya Allah dibawah kepimpinan pak djaya itu bisa,” harapnya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *