STARNEWSID.COM, MAKASSAR — Gabungan mantan ketua RT/RW di Kota Makassar, Sulsel, berunjuk rasa di kantor DPRD Kota Makassar, Senin.
Kebijakan Wali Kota Makassar Moh Ramdhan ‘Danny’ Pomanto menunjuk Penanggung Jawab (PJ) sebagai pengganti jabatan RT/RW setempat, dinilai ganjil dan menuai kritikan pedas.
Alhasil, demonstran pun mengendus, kalau kebijakan itu diduga berasal dari tim sukses Danny yang tergabung dalam komunitas Bassi Barania.
Ketua RT 06/RW 07 Tamamaung, Junaedi Hasyim prihatin dan kasihan terhadap lurah-lurah yang ada di Makassar, sebab diawasi oleh pihak di luar pemerintahan.
“Kasihan, masa mereka (ASN) diawasi oleh orang-orang yang tidak punya legalitas dan tidak jelas juntrungannya. Mau diapakan ini kegaduhan? Dibiarkan begini terus? Yang benar saja,” katanya, Selasa (22/3/2022).
Padahal lurah dan camat dalam Perda nomor 41 tahun 2001 tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dalam Daerah Kota Makassar, dituliskan bahwa camat dan lurah memfasilitasi terlaksananya pemilihan pengurus RT/RW.
Jika semuanya tidak berjalan dengan regulasi, para lurah, lanjut Junaedi, mengatakan tidak tahu menahu soal pemilihan Pj RT/RW.
“Banyak kejanggalan dalam penunjukkan Pj RT/RW di Makassar. Misalnya, dalam satu rumah ada dua hingga tiga orang yang dijadikan Pj. Lebih parahnya lagi, anak berusia 14 tahun ditunjuk menjadi Pj. Di mana logikanya kita dipimpin oleh anak di bawah umur? Kalau lurah yang memilih, tidak mungkin dia tunjuk RT/RW berumur 14 tahun,” tambah Junaedi.
Sementara itu, Lurah Buntusu Akmal Nursain menyikapi kegaduhan tersebut secara netral. Malahan saat ini dirinya sementara menguruskan gaji RT/RW di kelurahannya.
“Hal yang dilakukan teman-teman yang menuntut keadilan adalah hal yang wajar. Saya pun mendukung. Untuk sementara ini, saya lebih memikirkan gaji RT/RW yang lama ini, sehingga gajinya pada bulan Januari hingga Maret segera terealisasikan,” kata Lurah Buntusu, Akmal kepada Starnewsid.com, Rabu, 23 Maret.
Saat ini di Kelurahan Buntusu, kegaduhan dapat teratasi, sebab dirinya langsung meninjau di tiap RT/RW yang ada di areanya. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya masalah yang tidak diinginkan.
Walaupun sempat terjadi kegaduhan di grup WhatsApp, tapi setelah saya dan tim memberikan penjelasan secara langsung semua dapat diterima dengan baik. Sehingga saat ini di Kelurahan Buntusu adem ayem,” pungkasnya.
Sementara itu, Muhammad Tamsir salah seorang tokoh masyarakat di BTP mengatakan, mantan RT dan RW yang tidak terpilih jadi penanggung jawab (PJ) RT/RW sementara tidak perlu risau, bisa saja nanti kalau diadakan Pemilihan Raya RT/RW bisa terpilih kembali. (met)