STARNEWSID.COM, MAKASSAR – Kegiatan Rembuk Nasional Masyarakat Rumput Laut Indonesia yang berlangsung di Hotel Swiss-Belinn Panakukang Makassar menjadi titik tolak penting dalam upaya mencari solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi oleh para pembudidaya rumput laut, Sabtu, 30 November 2024.
Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, akademisi, dan pelaku industri, yang semua berkumpul dengan satu tujuan: mengembangkan budidaya rumput laut yang berkelanjutan.
Dalam sambutannya, Amran Arfah menegaskan harapannya agar forum ini dapat menghasilkan rekomendasi konkret untuk mengatasi permasalahan yang ada. “Kita perlu bersama-sama mencari solusi yang efektif agar produksi rumput laut dapat berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat,” ungkapnya.
Harapan ini mencerminkan semangat kolaborasi yang diusung dalam acara ini. Tantangan utama yang dihadapi oleh pembudidaya rumput laut, seperti serangan hama ikan herbivora dan penyakit “ice-ice,” menjadi sorotan dalam diskusi. Penyakit ini, dipicu oleh perubahan lingkungan dan pencemaran air, telah menyebabkan kegagalan panen di sentra produksi, terutama di Sulawesi Selatan. Para peserta sepakat bahwa perlu adanya penelitian dan pengembangan yang lebih intensif untuk menemukan solusi yang tepat dalam mengatasi masalah ini.
Selain itu, kurangnya akses pembiayaan juga menjadi isu yang krusial. Banyak petani rumput laut yang kesulitan untuk mengakses kredit usaha, yang menghambat kemampuan mereka dalam meningkatkan skala produksi dan mengadopsi teknologi baru. Prof. Rokhmin Dahuri, MS, Ketua Dewan Pakar ASPEKSINDO, menekankan pentingnya menciptakan skema pembiayaan yang lebih inklusif dan mudah diakses oleh para petani. “Kita harus memastikan bahwa para pembudidaya memiliki akses yang cukup untuk berinvestasi dalam teknologi dan praktik budidaya yang lebih baik,” katanya.
Baharuddin, Kepala Dinas Perikanan Luwu, juga menggarisbawahi pentingnya perhatian pemerintah dalam memperpendek rantai tataniaga. “Adapun harapan saya agar pemerintah dapat memfasilitasi terbentuknya jalur distribusi yang lebih langsung antara pembudidaya rumput laut dengan pembeli, baik konsumen akhir maupun industri pengolahan. Dengan cara ini, pembudidaya dapat memperoleh harga yang lebih adil atas hasil jerih payah mereka. Saat ini, ketergantungan pada pengepul seringkali membuat harga rumput laut menjadi rendah karena adanya potongan biaya pada setiap tahap distribusi. Sistem yang lebih langsung akan memberikan transparansi harga dan memastikan bahwa keuntungan yang lebih besar kembali ke tangan para petani,” jelasnya.
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Rembuk Nasional ini diharapkan menjadi langkah awal yang signifikan dalam mengatasi tantangan yang ada. Para peserta optimis bahwa dengan kerja sama antara pemerintah, akademisi, dan pelaku industri, sektor budidaya rumput laut di Indonesia dapat bangkit kembali, khusus di Sulawesi Selatan sehingga berkontribusi pada perekonomian nasional.
Harapan akan masa depan yang lebih cerah bagi budidaya rumput laut semakin menguat, seiring dengan komitmen semua pihak untuk mencari solusi yang berkelanjutan. Meski demikian tdk bisa dipungkiri masih terdapat beberapa kendala yang di alami pada saat ini. Mulai dari bibit, pengumpul yg susah mendapatkan pembeli dengan harga yg bagus, dan jg masalah kualitas pun menjadi bahasan dalam pertemuan kemarin, yang juga dihadiri mantan menteri perikanan dan kelautan prof. Dr. Rakhmin Dahuri, MS (mkt/dyt)