Syahrul Yasin Limpo Dikukuhkan sebagai Profesor Kehormatan Unhas

Syahrul Yasin Limpo dikukuhkan sebagai Profesor Kehormatan Universitas Hasanuddin.

Luar Biasa! Ketika Diusulkan Ditolak, dan Pengukuhannya Dianggap Hoaks, Akhirnya…

STARNEWSID.COM, MAKASSAR — Ketika diusulkan sebagai guru besar (Profesor Kehormatan) ditolak. Ketika diberitakan akan dikukuhkan dianggap beritanya hoaks. Akhirnya Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Dr Dwia Ariestina Pulubuhu MA, mengukuhkan gelar guru besar (profesor) kehormatan kepada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di lantai dua gedung Rektorat Unhas, Kampus Tamalanrea, Makassar, Kamis (17/3/2022).

Bacaan Lainnya

Syahrul yang juga doktor bidang hukum ini menyampaikan orasi ilmiah berjudul Hibridisasi Hukum Tata Negara Positivistik dengan Kearifan Lokal dalam Mengurai Komplesitas Kepemerintahan.

Syahrul Yasin Limpo di lantai dua gedung Rektorat Unhas, Kampus Tamalanrea, Makassar, Kamis (17/3/2022).

Syahrul yang juga doktor bidang hukum ini menyampaikan orasi ilmiah berjudul Hibridisasi Hukum Tata Negara Positivistik dengan Kearifan Lokal dalam Mengurai Kompleksitas Kepemerintahan.

Dengan demikian kini gelar yang melekat pada Syahrul adalah Prof (Unhas) Dr Syahrul Yasin Limpo SH MH MSi. Gelar ini sekaligus menjadi kado ulang tahun mantan Gubernur Sulsel dua periode ini yang kemarin (16/3/2022) berusia 67 tahun.

Rektor Unhas dalam sambutannya mengatakan Syahrul layak mengemban jabatan guru besar kehormatan. Unhas, kata dia, menilai kepemimpinan Syahrul selama ini dekat dengan masyarakat.

Dia juga menyebut Syahrul banyak membantu saat masih menjabat gubernur dengan memberikan beasiswa kepada dosen Unhas untuk mengikuti pendidikan program doktoral. “Banyak dosen Unhas yang lulusan PTN di Jawa atau bahkan dari luar negeri yang mendapatkan beasiswa Pemprov Sulsel saat itu,” tambahnya.

Sedangkan Syahrul dalam orasinya menyebut dirinya sebagai profesor lapangan karena banyak menimba ilmu saat berada di lapangan termasuk di warung kopi (warkop) selama lebih 40 tahun dia mengabdi di pemerintahan.

Di pemerintahan dia menemukan tiga arus yang membentuk cara berpikir dan mengambil keputusan. Yang pertama adalah ilmu hukum dan administrasi negara yang dipelajarinya secara formal. Ilmu tersebut memberinya pemahaman terkait kebenaran yang berbasis teoritik keilmuan.

Lalu yang kedua pengalamannya di birokrasi pemerintahan. Birokrasi memberinya pemahaman bahwa tujuan utama pemerintahan adalah membangun rahmat dan melindungi kehidupan seluruh rakyat. “Saya mendengar suara sampai yang lirih sekalipun dan mengetahui apa yang dibutuhkan rakyat,” jelasnya.

Kemudian yang ketiga adalah pengalaman di dunia politik. Di luar sana (dunia politik), saya mampu melihat lawan politik sebagai sahabat. Mematikan, dendam di dalam diri saya, dan menghapus rasa musuh dalam kamus kehidupan.

Sejumlah pejabat dan tokoh penting menghadiri kegiatan tersebut, di antaranya, Menko PMK Prof Dr Muhajir Efendi, Ketua IKA Unhas Dr Ir Amran Sulaiman MP, dewan guru besar, seluruh pimpinan universitas dan fakultas serta pejabat eselon 1 Kementerian Pertanian.***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *