STARNEWSID.COM, MAKASSAR — Pasca dikeluarkannya Surat Keputusan Kakanwil Kemenag Prov. Sulsel terkait Pembentukan dan Penetapan Tim Kelompok Kerja (Pokja) Moderasi Beragama, Tim Pokja kemudian mulai bergerak selama sebulan lebih Tim Kelompok Kerja Program Moderasi Beragama hingga hari ini, (Senin, 13 Juni 2022) di Hotel Royal Bay. Hasil rumusan Tim Pokja diseminarkan dan dibuka secara resmi oleh Staf Khusus Menag RI, H. Muhammad Nuruzzaman via Zoom.
Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Prov. Sulsel, H. Ali Yafid dalam laporannya menyampaikan bahwa Seminar Hasil Rumusan Tim Kelompok Kerja Moderasi Beragama Kanwil Kemenag Prov. Sulsel diikuti 60 peserta yang terdiri dari para pejabat di Lingkup Kanwil, para Kakankemenag Kab./Kota, Kepala Balai Litbang dan Diklat Keagamaan Makassar, dan anggota Tim Pokja Moderasi Beragama Sulsel, yang tujuannya untuk menghimpun berbagai masukan dalam rangka akselerasi penguatan Moderasi Beragama di jajaran Kemenag Sulsel.
Kakanwil Kemenag Prov. Sulsel, H. Khaeroni dalam sambutannya minta agar apapun hasil dan rekomendasi dari seminar Pokja Moderasi Beragama Kanwil hari ini agar lebih aplikatif lagi dan sasarannya bisa menyentuh stake holder akar rumput, karenanya para Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Kota senantiasa saya imbau untuk berani berkreasi untuk merealisasikan program Moderasi Beragama dalam bentuk yang lebih nyata.
“Saya sudah berkali-kali memotivasi para pimpinan di jajaran Kemenag Sulsel, beranikah kita mengimplementasikan dan merealisasikan Moderasi Beragama dengan cara sederhana sekaligus merevitalisasi nilai-nilai lokalitas yang mendukung program ini. Misalnya mendorong Kakankemenag berkerjasama dengan Dinas Dukcapil, ketika ada yang mau menikah. Bisakah proses pencatatannya di Dukcapil dikolaborasikan di KUA baik Muslim maupun umat agama lain, agar pencatatannya didorong ke KUA, sekaligus membangun image bahwa KUA melayani semua agama,”papar Khaeroni
Kita ini menjadikan fungsi KUA bukan saja untuk satu agama tapi juga menjadi simbol bahwa moderasi beragama itu bukan hanya di ruang diskusi, sosialisasi, tetapi juga diimplementasikan di masyarakat, dan Kemenaglah yang menjadi motor penggerak utamanya,” imbuhnya.
Khaeroni minta Kakankemenag agar mendorong umat beragama bisa saling beranjangsana satu sama lain, misalnya anak-anak lintas Agama diluar Islam melakukan studi terap di sekolah Muhammadiyah, begitupula dengan kelompok keagamaan lainnya.
‘Saya membayangkan di Sulsel ini lahir program kegiatan sosial kebudayaan yang sifatnya atau pesertanya gabungan lintas agama, misalnya Kemah Lintas Agama, bakti sosial, kegiatan kebudayaan dan sebagainya, kalau perlu hal tersebut dilaksanakan yang sasarannya adalah anak yang masih usia sekolah, sehingga Wujud Moderasi Beragama bisa lebih dikenal lebih dini oleh generasi muda kita,” harap Kakanwil.
Stafsus Menag RI H. Muhammad Nuruzzaman, menaruh harapan besar ke Pokja Moderasi Beragama dan Jajaran Kemenag Sulsel agar benar-benar serius melaksanakan program prioritas Kemenag yang juga tujuan utamanya demi terwujudnya kembali wajah asli Indonesia yang menjunjung tinggi Kedamaian, toleransi dan kemanusiaan yang bersatu dalam Kebhinekaan, terlebih tidak lama lagi akan dicanangkan Tahun Toleransi yang menjadikan Sulawesi Selatan sebagai salah satu dari 8 Provinsi di Indonesia sebagai lokus utama. (*)