STARNEWSID.COM, MAKASSAR — Kelangkaan Solar subsidi Pertamina dilaporkan terjadi di berbagai daerah semisal Makassar Sulsel), Kendari (Sultra), Bogor, Sukabumi, Riau, hingga Labuhanbatu di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan lainnya..
Antrean bus antarkota dan antarprovinsi, truk, dan mobil boks di Makassar sudah berlangsung lama. Antrean ini mengakibatkan jalan-jalan protokol di Kota Makassar jadi macet
Seperti yang diungkapkan Firman, salah seorang sopir mobil boks JNT. “Sudah empat jam saya menunggu giliran tapi mobil belum juga bergerak dari tempatnya,” ujarnya
Hal senada juga diungkapkan David, salah seorang sopir bus antarprovinsi. Dia bahkan mengatakan sejak pagi hingga siang ini sudah pukul 14.00 belum juga dapat solar.
Namun, Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) mengklaim, stok dan penyaluran BBM termasuk Solar subsidi sudah berjalan dengan maksimal.
Irto Ginting selaku Pjs. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga mengatakan, pihaknya akan terus memastikan stok dan menjamin terjaganya proses distribusi di lapangan secara maksimal.
“Stok Solar subsidi secara nasional di level 20 hari, setiap hari stok sampai proses penyalurannya ke SPBU terus dimonitor secara real time. Namun perlu diketahui secara nasional per Februari lalu penyaluran Solar subsidi telah melebihi kuota sekitar 10%,” ujarnya dalam keterangan resmi Pertamina, Senin lalu, (21/3/2022).
Menurutnya, Pertamina Patra Niaga akan terus memonitor seluruh proses distribusi mulai dari Terminal BBM hingga ke konsumen guna memastikan BBM di SPBU selalu tersedia bagi masyarakat.
Untuk solar subsidi, Pertamina akan fokus melakukan pelayanan di jalur logistik serta jalur-jalur yang banyak membutuhkannya.
Antrean bus dan truk isi bahan bakar solar di SPBU Jalan Perintis Kemer-dekaan, Makassar. (Foto: Slamet Riady)
“Jadi masyarakat tidak perlu khawatir dan “panic buying”. Pembelian BBM kami imbau untuk tetap sesuai dengan kebutuhan dan untuk tetap hemat dalam penggunaannya, mengingat saat ini harga minyak sangatlah mahal,” lanjut Irto.
Selain itu Solar subsidi juga diperuntukan untuk kendaraan layanan umum semisal ambulans, pemadam kebakaran, pengangkut sampah, kapal angkutan umum berbendera Indonesia, kapal perintis, serta kereta api penumpang umum dan barang.
Demi memastikan penyaluran Solar subsidi tepat sasaran, Pertamina bersama seluruh stakeholder dan pemerintah melalui BPH Migas akan terus meningkatkan edukasi dan sosialisasi soal regulasi yang telah dibuat mengenai penyaluran jenis BBM tersebut.
Selain itu, diharapkan masyarakat juga semakin bijak dalam menggunakan bahan bakar sesuai spek mesin kendaraannya.
Misalnya untuk pelaku industri dan masyarakat mampu diimbau agar menggunakan BBM diesel non subsidi seperti Dexlite dan Pertamina Dex.
Tujuannya agar Solar subsidi bisa digunakan oleh pengguna kendaraan yang lebih berhak.
Lebih lanjut, Pertamina Patra Niaga menyatakan akan terus menggandeng masyarakat, pemerintah, dan seluruh pihak dalam pengawasan Solar subsidi.
Jika di lapangan ada indikasi penyalahgunaan Solar subsidi, masyarakat bisa segera melapor langsung ke pihak berwajib.
Penindakan langsung juga berlaku bagi oknum di SPBU yang terbukti memainkan distribusi Solar subsidi atau jenis BBM lainnya. (*)