Dibalik Proses Pembuatan Gelang Jemaah Haji di Embarkasi Makassar

Pbuatan gelang haji harus teliti dan tidak boleh salah.

*Jemaah Haji harus selalu memakai hingga kepulangannya ke Tanah Air

STARNEWSID.COM, MAKASSAR — Mengapa jemaah haji harus memakai gelang haji? Untuk mengetahui asal jemaah haji dari daerah mana, dan provinsi apa!

Awal dibuatnya gelang untuk jemaah haji, karena beberapa kali jemaah haji tertimpa musibah kecelakaan pesawat di Colombo. Ratusan jemaah meninggal dunia dan tidak dapat diidentifikasi jenazahnya. Akhirnya ada seorang pembuat gelang punya ide agar semua jemaah dipakaikan gelang.

Bacaan Lainnya
Gelang haji yang sudah selesai dibuat untuk dibagikan ke jemaah yang bersangkutan.

Gelang yang dibuat stainless putih yang tahan api, jadi bila jemaah tertimpa musibah bisa diketahui asalnya dan namanya, dan dari kloter mana.

Di sebuah kamar di Wisma 5 Asrama Haji Sudiang Makassar, ada tiga orang yang lagi sibuk, dengan kesibukannya sendiri Mereka bertiga lagi asyik membuat gelang untuk para jemaah haji yang akan berangkat., Senin (20 Juni 2022).

Gelang haji merupakan identitas diri dan selalu harus dipakai.

Barang yang terbuat dari stainless monel ini ditujukan untuk semua jemaah haji Embarkasi Makassar tanpa terkecuali. Tujuannya, adalah sebagai salah satu identitas ketika menunaikan Rukun Islam yang kelima di tanah suci.

Pada gelang itu terdapat bendera Merah Putih, Nomer Kloter, Makhtab, Nomor Passpor, Nama Jemaah Haji , Tahun, Negara serta Asal Embarkasi. Khusus mencetak nama, dibutuhkan ketelitian yang tinggi dari petugas untuk mengejanya berdasarkan huruf alphabet

Proses pembuatannya dimulai dari mencetak nama-nama jemaah haji berdasarkan data dan Manifest dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) haji setiap Kloter yang akan diberangkatkan.

Nama dan data jemaah haji selanjutnya dicetak di atas kertas stensil. Kemudian, diproses pencetakannya menggunakan mesin adaptor dan cairan kimia berupa air raksa.

Gelang haji harus selalu dipakai karena merupakan identitas diri.

Usai dicetak di atas lempengan monel yang sudah dibentuk, selanjutnya dibersihkan menggunakan air. Setelah itu baru dilengkungkan agar menjadi gelang, lalu diurutkan sesuai nama dan rombongan masing-masing Jemaah haji, Kemudian akan dibungkus dengan tulisan nama yang sesuai dengan nama yang tertera di gelang berdasarkan Regu dan Rombongan.

Menurut Ahmad Sidik (49 Tahun) sang Koordinator sekaligus mentor pembuat gelang jemaah haji di Embarkasi Makassar, untuk pembuatan satu gelang membutuhkan waktu sekitar 5 jam untuk satu Kloter.

Pemakaian gelang haji kepada jemaah yang akan berangkat.

Dalam sehari, Ahmad Sidik beserta Anak Buahnya mampu mengerjakan gelang Jemaah haji sebanyak 2 kloter atau kurang lebih 800 buah gelang.

“Total gelang yang kami kerjakan berjumlah Lebih 7.000-an buah, sebagaimana jumlah Jemaah Haji yang diberangkatkan melalui Embarkasi haji Makassar yakni 7247 Jemaah Tahun ini. Kami berharap, dari hasil karya ini bisa membawa manfaat bagi para tamu-tamu Allah,” ucap Mas Sidik, panggilan pria asal Jepara, Jawa Tengah yang bernaung di bawah bendera CV. Andalan Cipta Karya yang menjadi Pelaksana Teknis Pembuatan Gelang Jemaah haji di Embarkasi Makassar Tahun ini.

Bagi dia, gelang ini dibuat minimal bisa memudahkan petugas haji Indonesia di Tanah Suci untuk membantu bilamana Jemaah haji tersesat atau terlepas dari rombongan.

“Proses yang paling sulit adalah membuat nama lengkap jemaah haji. Kalau terjadi kesalahan, tentunya dilakukan cetak ulang,” ungkapnya, sebab Nama jemaah haji biasanya memiliki perbedaan huruf. Walau secara nada bunyinya sama. tapi secara huruf berbeda-beda,” sambung Sidik.

Berobatpun harus diperlihatkan gelang hajinya.

Ahmad Sidik juga berpesan bagi para jemaah haji agar tetap selalu mengenakan gelang identitas ini. Selain memudahkan jemaah satu dengan jemaah lainnya, juga meringankan tugas Petugas Haji di Kloter dalam menghafal rombongannya.

“Sejauh ini tidak ada kendala dalam proses pembuatan gelang. Karena sudah kami sudah melakoni pekerjaan ini selama 18 tahun sejak musim haji tahun 2004, meskipun 2 tahun kemarin sempat istirahat karena pelaksanaannya tertunda akibat pandemi covid-19,” pungkasnya.

Sementara itu, salah seorang wartawan senior, mantan wartawan Fajar, Memet yang meliput haji sejak tahun 1994 mengatakan, gelang haji itu memang sangat diperlukan sebagai identitas diri bila jemaah haji dapat masalah. Kalau mereka tersesat atau kesasar bisa cepat diketahui asalnya. Dari kloter mana dan asal dari daerah mana, dan cepat teridentifikasi. Makanya jemaah haji tidak boleh membukanya atau ditukar dengan jemaah lain. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *